Kandungan Trans Fat Pada Margarine
>> Saturday, March 17, 2012
Artikel ini masih kelanjutan dari artikel sebelumnya, yaitu
Seperti kita tahu, bahwa margarine banyak sekali kita temui penggunaannya dalam kehidupan sehari, khususnya tukang bakul kue, atau yang sering bikin kue pasti sudah akrab berteman dengan margarine. Narti menyebut margarine loh ya? bukan mentega. Apa bedanya antara margarine dan mentega? Contoh merk margarine itu apa saja? contoh merk mentega itu apa saja? ciri-ciri margarine itu apa? yang termasuk mentega itu merk yang mana? ciri-cirinya bagaimana? baca artikelnya disini.
Yang peduli dengan kesehatan, silakan baca artikel ini sampai tuntas :)
Margarine adalah makanan yang cukup akrab untuk keluarga Indonesia. Sejak kecil, yang kita tau pasangan roti itu salah satunya adalah dengan margarine. Anehnya, margarine yang kita kenal sejak dulu itu sering disebut “mentega”, padahal mentega sesungguhnya justru agak jarang ditemukan di dapur keluarga Indonesia dan baru belakangan ini saja mulai marak digunakan.
Mentega (butter) adalah produk olahan susu (biasanya sapi) yang biasanya terdiri dari lemak, air dan protein susu, sementara margarine adalah ‘pengganti’ mentega yang terbuat dari lemak nabati yang pembuatannya menggunakan proses yang disebut dengan partially hydrogenation (proses hirogenasi sebagian). Proses ini bertujuan untuk mengubah bentuk lemak nabati menjadi lebih padat. Banyak orang yang menyangka, karena mentega mengandung banyak asam lemak jenuh (saturated fat) yang terkenal bisa meningkatkan kadar lemak dan kolesterol jahat di dalam tubuh, margarine merupakan alternatif yang lebih sehat. Benarkah begitu?
Dari berbagai sumber yang saya baca, walaupun margarine mengandung lemak nabati, bukan berarti kita bisa mengkonsumsinya tanpa batas. Justru ada satu hal yang harus diwaspadai dari banyak produk margarine, yaitu kandungan trans fat (asam lemak trans) yang tinggi. Seperti saturated fats, trans fat juga bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan resiko penyakit jantung. Lebih parahnya lagi, trans fat juga bisa menyebabkan penurunan kolesterol baik di dalam tubuh kita.
Hal ini saya tanyakan kepada Arief T Nur Gomo, seorang ahli pangan yang juga merupakan anggota Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Ia membenarkan.
“Produk margarine biasanya dibuat dengan proses yang disebut dengan partially hydrogenation (proses hirogenasi sebagian) karena pada intinya proses ini tidak merubah seluruh asam lemak tak jenuhnya menjadi jenuh. Jadi hanya merubah sebagian asam lemak tak jenuh menjadi jenuh. Oleh sebab itu margarine disebut mengandung partially hydrogenated oil. Pada proses partially hydrogenation ini juga biasanya menggunakan katalis logam Nikel. Pada proses ini asam lemak tak jenuh dirubah menjadi asam lemak jenuh dan juga menghasilkan trans fat (asam lemak trans).”
Semakin padat (solid) tekstur produk margarin, semakin tinggi kandungan trans fat di dalamnya.
Agak ngeri ya? Anak-anak kan biasanya suka banget makan roti pake margarine. Jadi yang mana sebaiknya yang lebih baik kita konsumsi, mentega atau margarine?
“Setiap bahan punya kelebihan dan kekurangan. Yang harus dibetulkan menurut saya yaitu cara pengolahan dan cara konsumsinya. Butter digunakan dalam pembuatan kue untuk mendapatkan tekstur dan citarasa yang enak. Kandungan vitamin pada butter juga baik untuk kesehatan. Demikian juga dengan margarine.” kata Arief.
Bagaimana dengan produk margarine yang terbuat dari minyak nabati yang diklaim “baik” untuk kesehatan, seperti canola oil? Apakah margarine jenis ini lebih sehat untuk dikonsumsi?
“Tidak juga,” kata Arief menegaskan. “Jika dia melewati proses partially hydrogenated tetap saja hasilnya sama dengan yang dibuat dari palm oil. Justru yang dari canola, karena asam lemak tak jenuhnya lebih banyak dibandingkan dengan palm oil, maka semakin banyak asam lemak tak jenuhnya yang diubah menjadi jenuh. maka terbentuk pula lah asam lemak trans yang lebih banyak.”
Tulisan ini saya tulis bukan untuk menakut-nakuti ya moms. Saya hanya ingin mengajak mommies untuk lebih melihat lebih dalam lagi ke produk-produk makanan yang kita dan keluarga konsumsi sehari-hari, yang biasanya diklaim “sehat” oleh produsennya. Memang kita sendiri yang harus lebih cermat untuk mencari informasi, mana yang sehat betulan dan mana yang tidak.
Kembali ke soal penggunaan mentega dan margarine, Arief membagi beberapa tip yang bisa menjadi pilihan yang lebih sehat:
Berikut ini penjelasan dari Pak Wied Harry A
* Sekian puluh tahun lalu, margarin (margarine) diunggulkan sebagai pengganti mentega (butter) yang aman dan lebih sehat, karena dibuat dari bahan nabati, yakni minyak goreng. Namun riset terakhir menemukan adanya kandungan dominan lemak trans, jenis lemak jahat.
* Lemak trans terbentuk akibat proses pengerasan minyak goreng menjadi margarin agar mudah dioleskan. Asupan tinggi dan terus-menerus lemak trans dapat meningkatkan kandungan lemak darah (kolesterol/trigliserida), sehingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Meskipun lemak jenuh juga memiliki efek serupa jika dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus, tetapi efek buruk lemak trans lebih signifikan. Anak-anak maupun orang dewasa harus menanggung akibat yang sama.
Karena itu, anjuran saya, coret saja bahan ini dari daftar belanjaan.
* Hati-hati dengan makanan, cake, kue kering, pastry dll yang umumnya menggunakan margarin.
* Sumber lain lemak trans adalah minyak jelantah (minyak bekas menggoreng yang sudah kental), mentega putih/korsvet/shortening (biasanya ditambahkan dalam minyak goreng untuk fast food, misalnya fried chicken, agar bagian luarnya renyah tapi bagian dalamnya moist; sering digunakan juga dalam adonan pastry agar kue memiliki lapisan serpihan yang bagus).
* Untuk memasak, saya lebih menganjurkan penggunaan minyak goreng kelapa.
* Untuk cake/kue, boleh menggunakan minyak goreng maupun mentega (butter).
Thanks to:
Anonymous, yang menanyakan hal ini lewat kolom komentar, sehingga narti mencari tahu hal ini. Kalau tidak begini, narti tidak belajar.
Sumber:
http://myshashoppingland.multiply.com/journal/item/83
http://mommiesdaily.com/2010/12/16/margarine-vs-mentega-mana-yang-lebih-baik/
Artikel ini bukan untuk menjatuhkan atau menyudutkan pihak manapun.
Semoga bermanfaat buat semua teman-teman pengunjung blog dapurpunyaku.blogspot.com ini.
Seperti kita tahu, bahwa margarine banyak sekali kita temui penggunaannya dalam kehidupan sehari, khususnya tukang bakul kue, atau yang sering bikin kue pasti sudah akrab berteman dengan margarine. Narti menyebut margarine loh ya? bukan mentega. Apa bedanya antara margarine dan mentega? Contoh merk margarine itu apa saja? contoh merk mentega itu apa saja? ciri-ciri margarine itu apa? yang termasuk mentega itu merk yang mana? ciri-cirinya bagaimana? baca artikelnya disini.
***
Dulu berasa lebih sehat kalau gorengin telor ceplok atau nasi goreng pakai mentega untuk Haura *kaya iklannya* tapi ternyataaaaaaaaa......Awalnya saya sempat kaget dan baru tahu juga tentang mentega/margarin ini, saat saya mengikuti kursus Pak Wied Harry saya sempat heran ko semua bahan-bahan cakenya pakai minyak goreng .. krn selama ini saya berpendapat yg lebih sehat itu margarine / mentega / butter ...tapi lagi-lagi ternyataa........... (by Julia Wingantini)Yang peduli dengan kesehatan, silakan baca artikel ini sampai tuntas :)
Margarine adalah makanan yang cukup akrab untuk keluarga Indonesia. Sejak kecil, yang kita tau pasangan roti itu salah satunya adalah dengan margarine. Anehnya, margarine yang kita kenal sejak dulu itu sering disebut “mentega”, padahal mentega sesungguhnya justru agak jarang ditemukan di dapur keluarga Indonesia dan baru belakangan ini saja mulai marak digunakan.
Mentega (butter) adalah produk olahan susu (biasanya sapi) yang biasanya terdiri dari lemak, air dan protein susu, sementara margarine adalah ‘pengganti’ mentega yang terbuat dari lemak nabati yang pembuatannya menggunakan proses yang disebut dengan partially hydrogenation (proses hirogenasi sebagian). Proses ini bertujuan untuk mengubah bentuk lemak nabati menjadi lebih padat. Banyak orang yang menyangka, karena mentega mengandung banyak asam lemak jenuh (saturated fat) yang terkenal bisa meningkatkan kadar lemak dan kolesterol jahat di dalam tubuh, margarine merupakan alternatif yang lebih sehat. Benarkah begitu?
Dari berbagai sumber yang saya baca, walaupun margarine mengandung lemak nabati, bukan berarti kita bisa mengkonsumsinya tanpa batas. Justru ada satu hal yang harus diwaspadai dari banyak produk margarine, yaitu kandungan trans fat (asam lemak trans) yang tinggi. Seperti saturated fats, trans fat juga bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan resiko penyakit jantung. Lebih parahnya lagi, trans fat juga bisa menyebabkan penurunan kolesterol baik di dalam tubuh kita.
Hal ini saya tanyakan kepada Arief T Nur Gomo, seorang ahli pangan yang juga merupakan anggota Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Ia membenarkan.
“Produk margarine biasanya dibuat dengan proses yang disebut dengan partially hydrogenation (proses hirogenasi sebagian) karena pada intinya proses ini tidak merubah seluruh asam lemak tak jenuhnya menjadi jenuh. Jadi hanya merubah sebagian asam lemak tak jenuh menjadi jenuh. Oleh sebab itu margarine disebut mengandung partially hydrogenated oil. Pada proses partially hydrogenation ini juga biasanya menggunakan katalis logam Nikel. Pada proses ini asam lemak tak jenuh dirubah menjadi asam lemak jenuh dan juga menghasilkan trans fat (asam lemak trans).”
Semakin padat (solid) tekstur produk margarin, semakin tinggi kandungan trans fat di dalamnya.
Agak ngeri ya? Anak-anak kan biasanya suka banget makan roti pake margarine. Jadi yang mana sebaiknya yang lebih baik kita konsumsi, mentega atau margarine?
“Setiap bahan punya kelebihan dan kekurangan. Yang harus dibetulkan menurut saya yaitu cara pengolahan dan cara konsumsinya. Butter digunakan dalam pembuatan kue untuk mendapatkan tekstur dan citarasa yang enak. Kandungan vitamin pada butter juga baik untuk kesehatan. Demikian juga dengan margarine.” kata Arief.
Bagaimana dengan produk margarine yang terbuat dari minyak nabati yang diklaim “baik” untuk kesehatan, seperti canola oil? Apakah margarine jenis ini lebih sehat untuk dikonsumsi?
“Tidak juga,” kata Arief menegaskan. “Jika dia melewati proses partially hydrogenated tetap saja hasilnya sama dengan yang dibuat dari palm oil. Justru yang dari canola, karena asam lemak tak jenuhnya lebih banyak dibandingkan dengan palm oil, maka semakin banyak asam lemak tak jenuhnya yang diubah menjadi jenuh. maka terbentuk pula lah asam lemak trans yang lebih banyak.”
Tulisan ini saya tulis bukan untuk menakut-nakuti ya moms. Saya hanya ingin mengajak mommies untuk lebih melihat lebih dalam lagi ke produk-produk makanan yang kita dan keluarga konsumsi sehari-hari, yang biasanya diklaim “sehat” oleh produsennya. Memang kita sendiri yang harus lebih cermat untuk mencari informasi, mana yang sehat betulan dan mana yang tidak.
Kembali ke soal penggunaan mentega dan margarine, Arief membagi beberapa tip yang bisa menjadi pilihan yang lebih sehat:
- Untuk menggoreng pilihlah yang kandungan asam lemak jenuhnya lebih banyak seperti minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit.
- Margarine atau mentega lebih aman digunakan jika TIDAK MELALUI PROSES PEMANASAN.
- Gunakan low fat butter untuk olesan dengan pertimbangan kandungan lemaknya lebih sedikit.
- Untuk menumis; margarine, butter atau minyak seperti canola dan zaitun, bisa digunakan.
- Bijaksana mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung margarine atau butter.
- Konsumsi minyak/fat yang baik bisa diperoleh dari bahan-bahan yang mengandung asam lemak tak jenuh misalnya minyak ikan, minyak zaitun, minyak canola.
- Pada saat membeli produk mentega atau margarine, jangan lupa cek Nutrition Facts labelnya juga ya moms. Cari produk yang mengandung trans fat dan saturated fat yang paling sedikit.
Berikut ini penjelasan dari Pak Wied Harry A
* Sekian puluh tahun lalu, margarin (margarine) diunggulkan sebagai pengganti mentega (butter) yang aman dan lebih sehat, karena dibuat dari bahan nabati, yakni minyak goreng. Namun riset terakhir menemukan adanya kandungan dominan lemak trans, jenis lemak jahat.
* Lemak trans terbentuk akibat proses pengerasan minyak goreng menjadi margarin agar mudah dioleskan. Asupan tinggi dan terus-menerus lemak trans dapat meningkatkan kandungan lemak darah (kolesterol/trigliserida), sehingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Meskipun lemak jenuh juga memiliki efek serupa jika dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus, tetapi efek buruk lemak trans lebih signifikan. Anak-anak maupun orang dewasa harus menanggung akibat yang sama.
Karena itu, anjuran saya, coret saja bahan ini dari daftar belanjaan.
* Hati-hati dengan makanan, cake, kue kering, pastry dll yang umumnya menggunakan margarin.
* Sumber lain lemak trans adalah minyak jelantah (minyak bekas menggoreng yang sudah kental), mentega putih/korsvet/shortening (biasanya ditambahkan dalam minyak goreng untuk fast food, misalnya fried chicken, agar bagian luarnya renyah tapi bagian dalamnya moist; sering digunakan juga dalam adonan pastry agar kue memiliki lapisan serpihan yang bagus).
* Untuk memasak, saya lebih menganjurkan penggunaan minyak goreng kelapa.
* Untuk cake/kue, boleh menggunakan minyak goreng maupun mentega (butter).
Thanks to:
Anonymous, yang menanyakan hal ini lewat kolom komentar, sehingga narti mencari tahu hal ini. Kalau tidak begini, narti tidak belajar.
Sumber:
http://myshashoppingland.multiply.com/journal/item/83
http://mommiesdaily.com/2010/12/16/margarine-vs-mentega-mana-yang-lebih-baik/
Artikel ini bukan untuk menjatuhkan atau menyudutkan pihak manapun.
Semoga bermanfaat buat semua teman-teman pengunjung blog dapurpunyaku.blogspot.com ini.
Share to your friends:
3 comments:
Wah, komplet mbak penjelasannya, jadi ujiannya kapan mbak hehehe....
Kunjungan sore hari mbak :)
@ Anak Rantau, ujiannya besok, jangan absen loh ya :)
makasi info nya bunda,,, sangat bermanfaat... :)
Post a Comment